Sabtu, 28 Agustus 2010

Senin, 31 Mei 2010

Kisah Seru di Kota Pelajar


Magetan
Jum’at, 2 April 2010
Pukul 13:00

Saya berangkat dari rumah dan berkumpul di tempat bang Rasyid bersama teman-teman untuk persiapan berangkat menuju Kota Yogjakarta , setelah semua berkumpul yaitu 11 teman saya kami pun berdo’a untuk keselamatan di jalan dan pukul 13:30 kami tantcap gas dengan bacaan Bissmillah. Sekitar 1/8 perjalanan kami pun terhenti di karenakan jalan yang kami lewati hujan kamipun berhenti sejenak smbil makan makanan ringan yang sengaja di bawakan oleh Ibu bang Rasyid. Belum begitu reda sih tapi kami nekat melanjutkan perjalanan dengan sedikit menggerutu, setelah menempuh kurang lebih 2 jam kami terhenti di stasiun pengisian bahan bakar untuk istirahat & numpang p!p!s. . . . !

3,5 jam berselang kami sampai di kota tujuan Yogjakarta dengan senyum bahagia, tempat pertama yang kami kunjungi adalah malioboro tanpa pikir panjang kami langsung memarkir kendaraan dan mencari tempat makan karena perut yang sudah keroncongan dan ternyata kami merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar makanan tersebut. Rp150.000 pun kami keluarkan untuk bayar makan 11 orang. Getun,getun,getun itulah yang terucap dari mulut teman2 termasuk saya, tapi dengan berjalanya waktu kami melupakanya. Dari malioboro kami menuju alun-alun utara yogja yang tak jauh dari malioboro kami berProto-poto untuk mengabadikan kenangan di alun” itu.

Jam menunjukkan pukul 23:00 kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Parang Tritis dengan tujuan untuk tidur karena persediaan dana yang tak mencukupi untuk tidur di penginapan maklum kurangnya dana. Dengan mata ngantuk kami menggeber tunggangan masing-masing menuju pantai, dengan menyewa tikar berukuran 2x3m 2 tikar /@Rp5.000 kami tidur ditemani semilir angin pantai yang menusuk tulang. Paginya kami langsung aja nyebur k pantai ,sebelum mandi kamipun sempat bermain futsal dengan membeli bola Rp5.000, dengan penuh semangat kami berlarian di sepanjang bibir pantai dan bermandi-mandi ria dan berpoto-poto pastinya. H w hw wh whw aaaaaaa lega dan puas mandi di pantai kami membersihkan diri dari pasir pantai yang melekat di badan> > > > > >

Selanjutnya.........
Kami melanjutkan perjalanan menuju ke candi Borobudur dan kami mengisi perut tentunya dengan Rp3.000 kami bisa makan kenyang meski lauk seadanya mengingat dana yang kurang tapi kami merasa senang dan kenyang. 2 jam kami tempuh untuk menuju ke Candi karena masih melintasi kab.Bantul dan Candi terletak di Muntilan Kab.Magelang. dengan penuh perjuangan kami akhirnya sampai juga di candi Borobudur dengan perasaan senang+sedih karena keuangan sudah mepet untuk membeli tiket masuk candi yang lumayan besar jumlahnya bagi kami. Dengan terpaksa kami merogoh kocek dalam-dalam lagi Rp 17.500,00/@ kami kelurkan untuk dapat masuk ke dalam kawasan candi yang termasuk dalam 7 Keajaiban Dunia itu. Dengan langkah pasti kami masuk dan tangga demi tangga kami naiki dan memutari candi dari bawah keatas, atas kebawah dari samping kanan kesamping kiri, dari samping kiri kesamping kanan semua kami lewati tanpa terkecuali dan berpoto-poto pastinya dan capeklah yang kami dapatkan ternyata saudara-saudara, setelah puas muter2 kami istirahat dibawah pohon yang rindang sambil bercanda gurau stelah napas teratur, kamipun keluar candi (16:00) dan di suguhi beberapa pernak-pernik lucu dan unik candi borobudur sebagai cindera mata .

Kami pun kembali ke Yogjakarta dan lansung menuju jl.malioboro.pukul 20:00 kami sampai di tempat tujuan, kami langsung berpisah karena ini malam dan tempat terakhir kami di jogya kamipun menghabiskan uang yang masih tersisa untuk membeli 0leh-0leh atau cindera mata dari kota ini

Jumat, 14 Mei 2010

WEEKEND IN PACITAN



Madiun.
Sabtu, 17 Oktober 2009.
Pukul 7.30 PM.
Tanpa persiapan apapun, saya dan 5 orang teman lainnya berangkat menuju pacitan, dengan armada 4 cowok dan 2 cewek. Tujuan utama adalah refreshing ke pantai teleng ria, pacitan. Saat itu kami hanya janjian melalui telepon seluler. Selain itu tanpa modal yang cukup untuk berlibur.
Dengan bermodalkan tekat dan keyakinan akhirnya kami ber-enam berangkat. Dengan menempuh perjalanan selama 3 jam, sambil menikmati panorama di sepanjang jalur madiun-pacitan.
Tiba di pacitan pada pukul 11.00 PM. Tanpa pikir panjang kami pun langsung ke tempat tujuan utama, pantai teleng ria. Sesampai disana kami agak kecewa, karena di pantai tidak seramai yang kita bayangkan. Tetapi itu bukan menjadi alasan mengurangi semangat berlibur kita.
Sesampai di lokasi wisata, per motor ditarik biaya Rp 5000,00. kemudian kita mencoba menyusuri sepanjang bibir pantai, sambil mencari tempat yang nyaman untuk istirahat setelah menempuh perjalanan jauh. Tanpa lama-lama kami berhenti d bawah pohon kelapa yang amat teduh.
Sambil menghilangkan rasa penat, kami ber-enam masuk d sebuah kedai makanan untuk mengisi stamina karena akan mengarungi lautan. . .!
Setelah cukup beristirahat kita bergegas ganti baju untuk mandi di pantai. Sebelum itu hal yang paling utama adalah foto-foto, untuk mengabadikan kenangan indah di kala berlibur bersama.
Tak lama setelah kita foto2 langsung bergegas mandi di pantai. Sungguh tak terasa rasa capek setelah menempuh perjalanan, dengan mandi dan bersenang-senang di pantai bersama teman SMA dulu.
Walaupun kita bersenang-senang, tetapi ada korban yang harus direlakan. Yaitu HP temanku tecebur di laut. Kesedihan itu tidak berlangsung lama, hanya rasa kebersamaan yang membuat hatinya ikhlas melepas HP yang hanyut tersebut.
2 jam sudah berlalu dengan cepat. Itu berarti menandakan kita untuk segera kembali pulang ke madiun.
Sebelum pulang, terlebih dahulu kami membeli accesories dan souvenir dari pacitan. Walaupun kita harus merogoh kocek dalam-dalam, semua itu tak berarti apa-apa bagi kami. Pukul 2.30 AM kami memulai Pe Frjalanan untuk pulang, dan berharap sampai di tempat tujuan dengan selamat tanpa halangan apapun.

dikutip dari http://nd0ly.wordpress.com/

Jumat, 23 April 2010

Serambang part.1


Minggu, 15 Februari 2009


Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas dengan penuh semangat saya mencuci baju karena panas sangat terik di hari itu, jam 8 saya selesai mandi dan bergegas menemui Sahrul yang sudah menunggu di perbatasan kota & kab.Madiun saya menanti seseorang yang mau mengajak saya bermain ke serambang/sarangan kala itu,(masih bimbang). Setelah kami bertemu saya dan Sahrul berangkat menuju tempat tujuan ke serambang kala itu tujuanya, di tengah perjalanan kami ber-4 mengalami kendala yaitu kehujanan terpaksa kami berhenti untuk berteduh karena perjalanan masih lumayan lama, hujan mulai reda dan kami melanjutkan perjalanan menuju Air terjun serambang yang terletak di Kec.Jogorogo Kab.Ngawi. Dengan perlahan saya melaju di jalan yang rusak dan bergelombang mendekati tempat tujuan tersebut karena kelihatanya pemerintah daerah belum banyak memberikan kontribusi pada salah satu tempat pariwisata di Kab.Ngawi ini. Sesampainya di tempat parkir hujan turun lagi tanpa fikir panjang saya,Sahrul,Sovie dan Ratna pun masuk menuju tempat air terjun berada dengan merogoh kocek/@Rp2.500 . kami harus menempuh jalan yang menanjak,licin dan sempit untuk bisa mencapai tempat air terjun berada setengah jam berlalu kami mendengar suara derasnya air yang turun dari ketinggian 30m. Berrrrrrrrrrr dinginya air membuat tangan ini kaku dan mati rasa-rasanya sudah basah semua karena air hujan kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memberanikan diri menuju tepat di bawah deras dan duuinginnya air yang mengalir. 1 jam kami berdingin2 dan akhirnya kami harus turun karena kabut sudah mulai menyelimuti jalan takut kalau” tersesat.. . . . .heheheheh

Puas dengan berdingin-dingin kami pulang dengan hati senang dan gembira. . . . . . . . !!

Rabu, 07 April 2010

1 Liter of Tears


Judul asli: 1 Liter No Namida
Penulis: Aya Kito
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo

Aya-chan menderita Spinocerebellar Ataxia (SCA), penyakit yang menyerang sel-sel penopang sel saraf. Awalnya penderita merasakan tubuhnya melemah. Berangsur-angsur kemampuan motorik penderita menurun. Sampai-sampai Aya-chan mengalami kesulitan menelan makanan, berbicara dan bahkan tersenyum.
"Untuk bisa tersenyum saja rasanya sulit sekali dan capek, karena otot wajahku mengeras."
Aya-chan mulai merasakan gejala penyakit ketika ia berumur 15 tahun (lebih kurang tahun 1978, jika dirunut balik dari tanggal di buku).
Pengalamannya di sekolah, di rumah, dan di rumah sakit, perasaannya yang naik turun, orang-orang di sekitarnya, dituliskan Aya-chan di catatan hariannya. Meskipun sakit, Aya-chan masih membantu pekerjaan rumah tangga yang bisa dikerjakannya seperti mengepel atau membersihkan kandang burung. 1 Liter of Tears dilengkapi dengan tulisan dokter yang merawat Aya serta ibunda Aya-chan. Dari tulisan Shioka Kito (ibu Aya-chan) dapat diketahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi orang tua yang anaknya menderita sakit parah. Memang terkesan ibunda Aya yang lebih mengurus anaknya. Catatan Aya pun lebih banyak bercerita tentang ibu dan adik-adiknya. Tetapi dari cerita Aya, ayahnya sebenarnya juga mengkhawatirkannya.
1 Liter of Tears tidak bercerita tentang seseorang yang mengasihani diri sendiri. Sesungguhnya 1 Liter of Tears bercerita tentang kebaikan hati dan kasih sayang. Kebaikan hati orang tua ke anaknya, kebaikan hati teman, kakak-adik, guru, pengurus Aya-chan di rumah sakit, orang-orang di sekitar Aya-chan. Juga kepekaan Aya-chan merasakan dan memberi kembali kasih sayang ke orang-orang di sekelilingnya.

Selasa, 06 April 2010

Cara Terindah untuk Mati - Kado Kematian untuk Saudaraku


Penulis: Rachmat Ramadhana al-Banjari
Penerbit: DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan I, Oktober 2007

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..."
QS. an-Nisaa': 78

Biasanya orang memberi atau menerima kado pada peristiwa penting dalam hidup seperti kelahiran, ulang tahun, atau pernikahan. Kematian adalah suatu peristiwa penting yang pasti akan datang. Tidak ada seorangpun yang mampu menolak atau menunda kehadirannya. Tidak ada satu pun jiwa yang dapat menjamin bahwa dia akan menjalani kehidupan di dunia satu detik, satu menit, satu jam, atau satu hari ke depan. Nah, "kado kematian"; apa pula ini?

Buku "Cara Terindah untuk Mati - Kado Kematian untuk Saudaraku" adalah kado dari penulis buku ini --Rachmat Ramadhana al-Banjari-- untuk saudara-saudaranya dalam rangka memperingati kematian. Buku ini mengingatkan pembacanya antara lain mengenai hakikat kematian, jenis-jenis kematian, indikasi datangnya maut, proses pencabutan ruh, keadaan di alam kubur, serta bekal menyongsong kematian, termasuk muhasabah diri (menghisab diri sendiri), sampai pada meraih husnul khatimah.

Kematian bukanlah akhir dari perjalanan hidup manusia, melainkan transisi untuk memasuki kehidupan di alam baru. Namun sesungguhnya, selain kematian alami terdapat jenis kematian lainnya, seperti kematian iradi (maknawi), kematian suri, kematian kecil, dan kematian hakiki. Kematian hakiki sering tidak disadari, yaitu bahwa secara hakiki diri seseorang sudah mati, yaitu potensi fitrah yang telah mati yang berakibat kematian keimanan, keislaman, keikhsanan, ketauhidan, dan ketakwaan di hadapan Allah SWT. Kematian hakiki terjadi akibat sering melakukan pengingkaran, kemusyrikan, kekafiran, kezhaliman, kefasikan, atau kemaksiatan terhadap perintah Allah dan rasul-Nya.

Bagaimana agar kematian tidak menjadi momok menakutkan? Jalan terbaik adalah dengan mempersiapkan bekal perjalanan abadi tersebut, dan sebaik-baik bekal adalah takwa. Buku ini secara khusus mengingatkan kita kepada kematian kita. Sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk perjalanan abadi kita?

Rabu, 31 Maret 2010

Sejarah Komputer


Sejarah Komputer.

Sejarah komputer mencakup perangkat keras, arsitekturnya, dan pengaruhnya terhadap perangkat lunak. (Al-Adyah | Ade Naufal)


Pengertian Komputer

menurut nenek moyang komputer adalah alat untuk di banting ke lantai sampai hancur hingga berkeping - berkeping dan nenek moyang menggunakan untuk membuat bahan makanan . Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.

Secara luas, Komputer dapat didefinisikan sebagai suatu peralatan elektronik yang terdiri dari beberapa komponen, yang dapat bekerja sama antara komponen satu dengan yang lain untuk menghasilkan suatu informasi berdasarkan program dan data yang ada. Adapun komponen komputer adalah meliputi : Layar Monitor, CPU, Keyboard, Mouse dan Printer (sbg pelengkap). Tanpa printer komputer tetap dapat melakukan tugasnya sebagai pengolah data, namun sebatas terlihat dilayar monitor belum dalam bentuk print out (kertas).

Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti "komputer" adalah "yang memproses informasi" atau "sistem pengolah informasi."